POIN, Parepare | Salah satu masalah pendidikan yang sering sekarang ini adalah rendahya standar pendidikan di masing masing tingkat pendidikan dan lembaga pelajaran terutama di tingkat dasar dan menengah, banyak upaya yang sudah dilaksanakan yakni beragam pelatihan dan kenaikan prosionalisme guru, pengadaan dan pembetulan alat-alat di sekolah serta kenaikan standar tata laksana sekolah, tetapi hal tersebut beragam penunjuk standar pembelajaran belum menperlihatkan kemajuan yang merata.
Beberapa lembaga pendidikan terutama di daerah metropolitan memperlihatkan kemajuan standar pendidikan yang sangat baik dan berbagai pengamatab dan analisis ada beberapa sebab yang memicu mutu pembelajaran tidak terjadi kemajuan yang baik
1. Garis haluan dan pelaksanaan pembelajaran indonesia memanfaatkan penghampiran educational production yang dilakukan dengan bertanggung jawab
2. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan pengutamaan, agar lembaga pendidikan sebagai pelaksana pembelajaran terlalu terkait dengan ketetapan dari sistem pemerintahan, yang sering kali ketetapan yang ditetapkan tidak tepat dengan keadaan pendidikan di sekolah
3. Kurangnya keikutsertaan masyarakat, terutama kedua orang tua siswa di pelaksanaan pembelajaran
Berdasarkan fakta-fakta diatas, harus dilaksanakan usaha-usaha perbaikan, salah satu usaha yang dilakukan sekarang dan dikembangkan adalah reorientasi pelaksanaan pendidikan adalah manajemen berbasis sekolah.
Manajemen berbasis sekolah dapat di artikan sebagai keahlian yang dilaksanakan dengan sendiri oleh lembaga pendidikan dengan mengajak seluruh bagian ketenaga kerjaan yang berhubungan dengan lembaga pendidikan dengan cara terus dalam upaya pengambilan ketetapan agar pengumutan keperluan standar lembaga pendidikan atau untuk menggapai standar lembaga pendidikan di pendidikan nasional
Hakikat dari manajemen berbasis sekolah yaitu otonomi dan pengambilan keputusan keikutsertaan untuk menggapai sasaran mutu sekolah, otonomi dapat didefinisikan sebagai otoritas yaitu kemandirian dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, otonomi sekolah adalah otoritas sekolah untuk mengelola keperluan warga sekolah sesuai dengan prinsip perundangan-undangan pendidikan nasional yang berlaku.
Kemandirian yang dimaksud harus didukung oleh beberapa kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/menghargai perbedaan argumen, kemampuan mengarahkan mengumpulkan sumber daya, kemampuaan memilih cara `penerapan yang baik, kemampuan berkomunikasi yang efektif, kemampuan menyelesaikan permasalahan-permasalahan disekolah, kemampuan adaptif dan antisiatif, kemampuan kerja sama, kemampuan memenuhi kepentingan sendiiri
Banyak fungsi yang dapat dirasakan oleh pemerintah daerah maupun pihak sekolah yang secara langsung menjadi tujuan pelaksanaan. Hal tersebut terjadi karena melakukan program-program tersebut dapat diimplementasikan pada prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan proses pelaporan dan evalusinya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mengikuti pokok-pokok yang bersikap terbuka, bertanggung jawab melaui kegiatan tersebut mereka yang mengelola pendidikan sekolah yakni ketenaga kerjaan sekolah dan warga lokal diikutkan dengan cara giat didalam acara, disinilah cara pendidikan terlaksana dan seluruh bagian saling membagikan kekuatan dan memberikan yang baik untuk perkembangan sekolah.
Manajeman berbasis sekolah mempunyai beberapa tujuan yaitu
1. Menumbuhkan keahlian ke ketenaga kerjaan sekolah di aspek MBS dalam meningkatkan standar pendidikan
2. Menumbuhkan keahlian ketenaga kerjaan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar yang giat dan mengasyikkan di lingkungan pendidikan dan setempat
3. Menumbuhkan karakter dalam warga yang lebih giat dalam problem umum pendidikan sebab ketenaga kerjaan pendidikan dalam mendukung kemajuan standar pendidikan
Ada bebarapa langkah dalam pengelolaan program
1. Mensejahterakan ketenaga kerjaan pendidikan untuk memajukan standar pendidikan
2. Faktor pendidikan dalam otonom daerah membantu untuk menggkoordinasikan dan membuat jaringan akses kerja kedalam bagian pejabat daerah dan pendirian pada kebayakan di duni pendidikan
3. Mesejahterakan ketenaga kerjaan sekolah dan orang yang ada dalam pemerintahan dearah tentang MBS, pendidikan yang berstandar kedudukan warga setempat
4. Melakukan training dan pengantar yang tersusun untuk ketenagaan pendidikan di penyelenggraan untuk kemajuan pendidikan.
5. Melaksanakan super visi dan memantau yang tersusun keterikatan terhadap penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah untuk mengetahui beberapa masalah yang dialami dan dapat dicarikan solusi dari permasalahan yang dialami
6. Menjalankan kegiatan ya ng berkategori pinjaman untuk masing-masing sekolah meningkatkan standar pendidikan,penyusunan sarana dan prasarana sekolah dengan membuat kelompok untuk menyelesaikan dan melaksa nakan dukungan dan kontrol kepada kelompok yang dibuat untuk penyelenggara kegiatan itu
Saat ini, banyak provinsi di negara Republik Indonesia telah bisa dilihat keahlian seharusnya dari manajemen berbabis sekolah agar dorongan yang dilakukan oleh pemda dan kementrian pendidikan. Perubahan dilakukan sangat baik, stadar manajemen berbasi sekolah menggunakan seluruh bagian pembelajaran dan stokholder melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam melaksana manajamen berbasi sekolah yang baik
1. Melakukan sosialisasi
2. Manganalisis tantangan nyata sekolah
3. Menyampaikan visi,misi tujuan dan capaian sekolah
4. Mengidentifikasi manfaat-manfaat yang dibutuhkan untuk mencapai capaian
Manajamen berbasis sekolah adalah paragma baru dalan dunia pendidikan, yang memberikan otonomi yang luas pada jenjang sekolah dalam bagian kebijakan pendidikan nasional. Otonom dalam manajemen adalah potensi untuk sekolah dalam meningkatkan kinerja para ketenaga kerjaan dan menawarkan keikutsertaan langsung kepada masyarakat terhadap pendidikan. (**)
